Remahan Mannitol 01


Ini sebuah remahan cerita yang masih tersisa saat Allah memberi manusia lemah ini amanah untuk membuatnya semakin belajar mengalah dan kelak dapat memetik hikmah.




ALLAH tidak akan pernah memberi beban kepada makhluk Nya melebihi kapasitasnya, setidaknya itulah kalimat yang kupercayai kuat saat pertama kali menerima amanah menjadi salah satu tim hore a.k.a. Biro Khusus Kaderisasi KaLAM (Keluarga Muslim Cendekia Medika). Amanah yang menurut beberapa kakak adalah yang sesuai dengan karakterku. Mereka bilang aku bias belajar banyak di sini. Dan memang benar, terlampau banyak sekali. Tak apa, diriku sudah terlanjur menikmati.

Tepatnya di bulan maret saat pertama kali akad terkait program kerja BKK dibahas. Kebetulan saat rapat itu forum menyetujui untuk membagi program kerja kepada beberapa personilnya agar semua dihitung bekerja. Yah, sebenarnya kami ingin membagi diri menjadi sesuai dengan beberapa fungsi kaderisasi, tapi menerjemahkan fungsi ke dalam butir-butir konkret dengan Sembilan kepala berbeda bukanlah hal yang sederhana dan cepat. 

Kami kehilangan banyak waktu di sana, berbagai macam literasi dan narasi dituliskan dengan ketergesaan dan berkahir hanya dalam pikiran menjejakkan beban tapi tak menyentuh hati beberapa insan. Yah begitulah, ada sedikit langkah yang menurutku belum dilakukan secara maksimal di sana. Lain kali akan aku ceritakan, sembari mencari jawaban.

Satu hal yang ingin kutekankan sebelum kau melanjutkan bacaan cerita yang mungkin akan membosankan dan penuh akan kebaperan adalah bahwa Setiap detik adalah pelajaran, jadikanlah KaLAM bukan sebagai tujuan melainkan sarana belajar untuk mengembangkan karakter dan sikap sehingga kelak bisa lebih bijaksana dan bermanfaat di masyarakat.

Mungkin aku akan memulai cerita ini dari kegiatan awalku di awala kepengurusan. Tahun kedua merupakan tahun organisasi, yah setidaknya aku sudah merencanakan itu sedari awal. Hingga aku mencelupkan diriku pada beberapa organisasi dan kebetulan diamanahkan menjadi pengurus harian inti di KaLAM dan Gama Cendekia (UKM Penelitian Universitas). Beruntungnya dua bidang itu adalah bidang kaderisasi sehingga aku bias focus untuk mendalami bidang kaderisasi organisasi. 

Hal ini memungkinkanku untuk melakukan khowledge sharing (berbagi pengetahuan) antara dua organisasi ini. Apa yang baik di KaLAM akan aku bawa ke GC, begitu pula sebaliknya. Hanya saja terkadang aku adalah orang yang jarang memperhatikan kesesuaian situasi dan kondisi lapangan. Ibaratkan aku memaksa orang asmat untuk mengonsumsi beras sebagai makanan pokok, padahal mereka terbiasa memakan sagu, hingga akhirnya terjadi chaos pada metabolism mereka. Yah, kurang lebih begitulah yang terjadi di awal kepengurusan BKK.

Sebenarnya seluruh akumulasi jawaban dari setengah kepegurusan perjalanan menjadi BKK KaLAM adalah ketika malam Mannitol 2, saat ketua KaLAM tahun lalu memberiku nasehat yang cukup berharga. Beliau berpesan, bahwa sejatinya menurut beliau ada tiga tipe manusia dalam berorganisasi khususnya di KaLAM FK-KMK. 

Pertama adalah tipe statis. Tipe ini cenderung tanpa perlawanan saat bekerja sama dan cenderung untuk mengikuti alur program kerja organisasi. Terkadang tipe ini sekedar menggugurkan kewajiban untuk menjalankan program kerja dengan RKAT (dana fakultas) saja. Yah, sebaiknya aku butuh referensi untuk klasifikasi hal ini.

Tipe kedua adalah tpe idelais. Terbentuknya idealism dalam diri mahasiswa dipengaruhi banyak factor. Terutama pada mahasiswa baru yang gemar mengikuti berbagai kegiatan kampus dengan dalih sedang ingin mencari jati dirinya dan passion masa depan. Terbentuknya idealism ini turut memengaruhi pola piker dan pandangan (worldview) serta selanjutnya akan memengaruhi sikap dan perilaku dari seseorang ketika mengahdapi masalah atau perbedaan dalam kelompok. 

Idealisme ini yang kemudian menurutku pribadi sangan dinamis di BKK KaLAM. Kita sangat berwarna dan berbeda sudut pandang dalam menyikapi hal dan dunia. Bahkan hingga sekarang aku masih memaksa diri untuk belajar makna kata ‘toleransi’ antar umat beragama dari mereka. Tipe ini cenderung menikmati alur dan culture dalam organisasi.

Tipe ketiga adalah tipe revolusioner. Orang dengan tipe ini memiliki ide yang berlimpah tentang sesuatu. Dia adalah tipe pendobrak dan memiliki mimpi besar atas organisasinya. Sayangnya, tipe ini mudah tersinggung dan patah hati saat idenya ditolak oleh banyak orang. Tipe ini adalah tipeku.

Poin penting lainnya adalah, beliau menegaskan jika dalam berorganisasi semua manusia harus bias bertoleransi dalam artian harus mampu menurunkan egonya masing-masing untuk bisa mengambil jalan tengah (moderat) sebagai bentuk ikhitar kelompok dalam menjalankan kewajibannya sebagai biro khusus kaderisasi yang memiliki system kerja kolektif kolegial.

BKK KaLAM memiliki system kerja kolektif kolegia, sehingga setiap anggota memilik hak dan kewajiban yang sama di sana. Kami terdiri dari enam orang perempuan da tiga orang laki-laki, Sembilan bukanlah angka yang sedikit dalam memutuskan sebuah perkara. Ibaratkan panitia Sembilan yang pada akhirnya masih berselisih pula saat akan merumusakan dasar Negara.
….
Berlanjut …. Remahan Mannitol 02

#mannitol #fkkmk #ugm #kalam #muslim

Comments