NGELMU IKU,


Zaman millennial erat kaitannya dengan kompetisi dan kompetensi. Seseorang yang berpengaruh adalah mereka yang memiliki kompetensi, tak hanya jaringan, tapi juga pengetahuan terkait suatu bidang. Dunia barat memimpin tak hanya pengetahuan, tapi juga informasi, dan teknologi. Mereka adalah garda terdepan perhelatan dunia tentang ‘knowledge’.
Islam adalah agama yang sangat detail, rapi, dan menyeluruh. Semua aspek kehidupan dunia maupun akhirat. Dari yang nampak (fisik) hingga ke yang nampak (niat). Dari yang sederhana hingga yang kompleks. Termasuk di dalamnya berorientasi tidak hanya pada hasil tapi juga proses, seperti saat menuntut ilmu. Islam memperhatikan benar tata cara dan adab menuntut ilmu. Karena dalam agama ini, ilmu itu terbagi menjadi dua, ada yang disebut tsaqofah atau knowledge, yaitu sering dirasa memenuhi seluruh isi kepala. Tsaqofah ini yang sering dengan mudah didapat oleh para professor di barat dari kuliah, buku, diskusi, dan penelitian ilmiah. Orang yang mendapat banyak tsaqofah disebut dengan ‘aalim. Sementara ada ilmu yang langsung diberi oleh Allah ke hati para hamba yang dikehendaki, ini yang disebut dengan hikmah. Orang yang mendapat hikmah disebut dengan hakim, seperti Luqman ra. dalam kitab suci dijelaskan demikian.
Keutamaan menuntut ilmu dijelaskan dalam banyak dalil Al-Qur’an, seperti QS. Ali Imran ayat 18, QS. Thaaha ayat 114, QS. Az Zumar ayat 9, QS. Faathir ayat 28. Dalam firman-Nya, Dia menjelaskan keutamaan dan keutamaan orang yang menuntut ilmu salah satunya ialah para ulama sehingga mereka takut kepada Allah. Dalam beberapa hadist Rasul juga menjelaskan bahwa Allah memudahkan jalan menuju surga bagi para penuntut ilmu. Mereka akan dipahamkan tentang ilmu agama, dan dibukakan jalan oleh para malaikat, dimohon ampunkan oleh ikan di air, hingga dikatakan bahwa orang berilmu lebih utama daripada orang yang hanya beribadah namun tidak berilmu.

Ilmu merupakan tabungan amal yang tidak mungkin terputus hingga akhir zaman, selain sedekah jariyah dan anak soleh yang mendoakan orang tuanya. 

Lalu ilmu apa yang terbaik untuk diajarkan dan diamalkan, yaitu ilmu Al-Qur’an. Selain itu, dalam menuntut ilmu tak lupa untuk selalu mengikhlaskan hati dalam berniat dengan berdoa kepada Allah memohon ilmu yang bermanfaat.
Selanjutnya adalah bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, karena sesungguhnya Imam Syafi’i pernah mengataka bahwa ilmu tidak akan didapat kecuali oleh 6 hal, yaitu cerdik, perhatian tinggi, sungguh-sungguh, bekal, dengan bimbingan guru, dan panjangnya masa.

Adab keempat adalah dengan mengamalkan ilmu, karena  ilmu itu bukan hanya yang dihafal tetapi yang diamalkan dan bermanfaat untuk orang lain.

Setelahnya adalah menghiasi akhlak dengan kepribadian mulia, karena ilmu yang benar adalah ilmu yang mendekatkan diri pada Allah dengan meningkatkan iman dalam jiwa. Semakin dekat dengan Yang Maha Memiliki Ilmu maka kita akan sadar dan semakin ahsan dalam berperilaku. 
Terakhir adalah mendakwahkan ilmu, yaitu dengan bersungguh-sungguh dalam menyampaikan dan mengajarkan ilmu kepada orang lain. Allah berfirman dalam QS Al-Ashr, bahwa tiada manusia yang benar-benar merugi kecuali salah satunya adalah yang saling menasehati agat taat dalam kebenaran dan kesabaran.

Maka tiada yang lebih baik dan mulia disisi Allah atas kedudukan seorang hamba melainkan ilmu yang benar dan bermanfaat. 


Adab Menuntut Ilmu - SSC 2019 (Resume)

Comments