ERAGON : FIND YOUR TRUE CALLING!



Masih ingat film Eragon ? Tentang seekor pengendara naga (dragon rider) terakhir dari kaumnya. 

Dalam sebuah scene nya seorang dragon rider harus mengetahui nama sejati dari naga nya agar bisa memiliki naga tersebut. Atau kebalik ya ? Pokoknya seperti itu lah. Intinya di sini adalah find your true calling atau nama sejatimu. 

Ketika kamu  telah menemukan nama sejati maka kamu bisa menemukan potensi terbesarmu, kemudian berkompetisilah dengannya.

Dalam ilmu medis ada sebuah bagian dari otak yang memiliki peranan dalam perkembangan potensi, kecerdasan, hingga karakter dan kepribadian seorang manusia. Bagian itu di sebut dengan PRE FRONTAL CORTEX. Secara medis bagian ini akan selesai bertumbuh atau matang pada usia 15 tahun. Setelah usia ini maka secara fisik bagain pre frontal cortex manusia sama ukurannya dengan usia-usia setelahnya. Perkembangan yang matang bagian ini secara normative juga diikuti dengan matangnya kecerdasan kognitif, emosi, dan karakter spiritual.

Penelitian menyebutkan lima hingga sepuluh tahun sebelum matang sempurna, pre frontal corteks mengalami perkembangan yang sangat kompleks dan merupakan fase krusial dalam lebih dari separuh hidup manusia ke depannya. 

Apabila perkembangannya terhambat atau terganggu, dan terancam tidak sempurna maka begitu pula manusianya. Karakter, kecerdasan, emosi, dan kepribadiannya akan terhambat juga, atau tidak menuju ke arah yang baik.

Terdapat sebuah zat kimia, merupakan golongan protein, yang seringkali muncul sebagai tanda seseorang yang tengah merasa bahagia atau senang. Zat ini sering disebut sebagai hormon kebahagiaan atau hormone kesenangan. Ia adalah DOPAMIN. Dopamin sendiri dihasilkan oleh otak kala seseorang terangsang oleh sebuah peristiwa yang mengarah pada kebahagiaan atau kesenangan yang berulang. 

Misalnya adalah kecanduan.

Tak hanya tentang narokotika atau obat-obatan, kecanduan bisa terjadi dibanyak hal, missal kecanduan gadget, kecanduan game online, bahkan kecanduan hal-hal berbau pornografi

Kecanduan dalam jangka panjang mampu menimbulkan resistensi dopamine, artinya dopamine dalam otak akan semakin berkurang efeknya (tidak menimbulkan perasaan senang dan bahagia) sehingga dibutuhkan dopamine yang lebih banyak untuk merasakan sensasi bahagia dan senang. 

Yang artinya otak akan semakin mencari sumber candu tersebut dan melakukannya lebih sering atau dalam dosis yang lebih besar untuk mencukupi kebutuhan dopamine otak.

Ketika hal ini berlanjut, maka dopamine dapat merendam beberapa bagian otak tertentu, termasuk di dalamnya adalah bagian pre frontak cortex. Apa akibatnya ? 

Pre frontal cortex tidak mampu berkembang secara sempurna. 

Apabila hal ini terjadi di usia sebelum 15 tahun, maka dampaknya akan lebih jauh berbahaya bagi remaja. Ketidakmatangan dalam kecerdasan, spiritual, emosi, bahkan kepribadian dan karakter mampu mengarahkan remaja pada perilaku menyimpang dengan mudah. 

Terlebih jika mereka hidup dalam lingkungan borderless seperti zaman sekarang, memeberikan kebebasan tanpa batas untuk berbuat dan bertindak. Mereka tidak akan sulit bertahan dengan kondisi lingkungan demikian.

Indonesia telah melewati berbagai zaman pergolakan dan perjuangan menuju sekarang ini. Pembangunan infrastruktur terus dilakukan dan dimaksimalkan pada setiap masa pemerintahan, dan yang paling terfokus adalah pada maza ORDE BARU. Memimpin dengan masa terlama sebagai seorang kepala negara dan pemerintahan, presiden telah memfokuskan definisi pembangunan menuju PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR negara. Kita bisa lihat bagaimana investasi industry berkembang pesat di Indonesia kala itu. 

Satu hal yang tertinggal, satu hal krusial yang terlupa oleh pemerintah kala itu adalah PEMBANGUNAN SDM negeri yang malah tertinggal dan tidak berkembang. Hampir 30 tahun, Indonesia tidak memfokuskan diri pada pentingnya pendidikan parenting di keluarga. Berfokus pada pencarian nafkah seorang ayah bahkan jarang hadir di tengah-tengah keluarga. 

Pemantauan perkembangan dini terhambat dan tidak optimal.

Pergaulan bebas merajalela dan demikianlah sebuah generasi lahir dari kecarutmarutan pendidikan SDM hingga di awal 2010 pendidikan karakter untuk keluarga mulai diperkenalkan. Ke depannya, Indonesia menyadari bahwa pendidikan sejak dalam keluarga adalah hal yang sama sekali tidak bisa ditinggalkan, bahkan sejak usia balita.

Usia 15 tahun adala saat di mana seharusnya seorang remaja mampu mematangkan dirinya sebagai seorang insan yang taat pada Allah dan Rasulnya, malah mereka harus menderita akibat prilaku candu yang tidak terkontrol. 

Inilah di mana peran tripusat pendidikan memfungsikan dirinya sebagai tameng terdepan dalam membentuk pribadi yang rabbani, dengan membantu anak-anak dan para remaja menemukan true callingnya.

Hal ini pula yang dilakukan Rasulullah pada zamannya. USAMAH BIN ZAID, panglima perang kaum musllim termuda yang pernah di miliki kaum muslim. Di penghujung usia 14 tahunnya, ia secara matang secara emosi, spiritual, dan kecerdasan secara tegas mampu memimpin ribuan kaum muslim melawan musuh. 

Kemenangan Allah letakkan ditangan kaum muslim kala itu. Bahkan Rasulullah sendiri telah mengakui bahwa usia 15 tahun adalah saat dimana seorang remaja mampu menemukan potensi nya dan menjadi seorang yang bermanfaat bagi umat.

Perkembangan generasi kini tidak legi menjadi tanggung jawab tripusat pendidikan saja, namun juga para memudanya. Tugas kita adalah menjadi social control serta agent of change dalam perhelatan dunia millennial ini. 

Sehingga perusakan generasi yang disengaja akibat gadget dan hal-hal candu lainnya kini seharusnya bisa dihentikan sebagai sikap tegas pada bangsa dan generasi ke depannya.

 Untuk Indonesia yang lebih baik dan bermartabat.


Pink Dorm - 12.14





Comments