Di lautan nikmat, dua makhluq berpisah, yang satu tenggelam yang satu menyelam, Kau tahu apa bedanya ?
Apakah kita
sadar bahwa kita sedang tenggelam atau kita sednag menyelam. Mungkin kita berada di kedalaman laut yang
sama, mendapati berbagai keindahan laut
yang sama dengan pemandangan ikan dan karanag indah. Di kedalaman yang sama
namun kedalaman hatinya berbeda. Rasa hikmat dan syukur yang tak senada.
Sang
penyelam menyiapkan diri dengan lebih matang menggukan peralatan terbaik dengan
kondisi fisik dan jiwa yang maksimal pula. Ia terus bergerak dengan tenang dan
menikmati setiap keindahan lautan. Menapak karang dan berpapasan ikan,
sempatkan mengambil beberapa foto dan gambar untuk kenang-kenangan di laut
permukaan. Semakin ke dalam maka semakin hikmat para penduduk dasar laut yang
ditemui. Semakin gelap dan tak bersuara, sedikit yang bisa dinikmati, tetapi
tetap selalu ada yang bisa disyukuri.
Berbeda dengan
dia yang tenggelam. Dia sama sekali tidak memiliki persiapan untuk melihat
keindahan pemandangan. Boro-boro menikmati, ia hanya ingin menggerutu sembari
mengeluh memohon pertolongan dari orang lain. Keindahan ikan dan terumbu karang
yang terlewat begitu saja. Semakin dalam pun semakin terasa menyiksa, nafas
yang hampir habis juga pemandangan sekitar yang gelap dan tak indah.
Laut yang
kita selami ibaratkan dunia dan segala isinya, semakin ke dalam maka semakin
rumit cobaannya. Mereka yang tidak sadar maka hanya akan tenggelam, melihat
dunia sebagai sesuatu yang menyedihkan dan menyebalkan. Sementara mereka yang
sadar sepenuhnya, akan mampu melihat dan bahkan menemukan segala keindahan yang
tersembunyi bahkan pada laut terdalam.
Sederhana sebagai penutup, mungkin selama ini diri ini masih belum sadar sepenuhnya atau bahkan tenggelam, entahlah. Kini kita sedang bisa bersyukur sedang berada di dalam pilihan-pilihan … antara sadar atau tidak. Antara tenggelam dan menyelam, Sadarlah!
Sadar untuk beribadah dengan sepenuh hati, sadar untuk berlomba-lomba berbuat baik. Sesadar mendengarkan dosen di ruang kuliah. Sesadar menahan kantuk dan bangun tengah malam untuk mengetuk pintu Nya.
Comments
Post a Comment