Aku belum pernah lihat api yang tidak memancarkan panas,
tapi sejuk tanpa cemas. Aku belum pernah merasakan angin yang dingin menusuk
berhembus tapi tidak membuat kantuk. Aku belum pernah merasakan kesungguhan
dalam kata, sedalam ikrar seseorang dalam janji jiwa.
Pagi itu tepat sekali, aku ada di sana, sebagai saksi hidup
menyaksikannya. Niat yang sangat tulus. Mungkinkah? Aku masih meraba, tapi
sebagai seseorang yang baru kuketahui keberadaannya, tidak kurang dari dua
bulan lalu, hal ini snagat menarik untuk dibuktikan. Kesungguhan. Disisi lain
aku juga mencoba membuktikan kesungguhanku mengabdikan diri di sana.
Aku tidak tertarik dengan dunia persuratan yang menuntut
untuk detail dan teliti. Tapi aku salah. Baru kuketahui saat di tengah, Detail
dan teliti tak hanya pada dunia persuratan, tapi juga kehdiupan. Masalahnya
apakah aku sudah hidup sejak di awal ini? Entahlah.
Ternyata diakhir aku memang tak pernah sehidup yang kupikirkan.
Singkat kata, beberapa kali kami mengalami tarik
ulur dengan pribadi dan ego. Sebagai seorang follower, untuk saat ini, sudah
sebaiknya aku berusaha mempercayai pilihan leader. Tapi kenapa rasanya sulit
sekali. Sejujurnya aku tidak terlalu tertarik pula dengan manusia dan kebiasaan
mereka. Hanya saja yang aku percaya bahwa investasi terbesar di negeri ini
bukanlah sekedar property tapi juga pribadi. Lihatlah, sebenarnya aku hanya
memiliki modal percaya. Dan setelahnya, apa yang akan terjadi dengan amanah
ini?
Comments
Post a Comment