Tersadar di dalam sepiku, setelah jauh melangkah. - Afgan
Yah,
begitulah lirik lagu pertama afgan. Sanat pas kurasa. Satu hal yang sebenarnya
harusnya seantero dunia ini sudah paham adalah bahwa kita manusia, dan
seharunya kita memanusia juga bisa memanusiakan manusia. Karena kata seorang
teman saya, dengan kita memanusiakan manusia, kita akan tidak terlalu cepat
mengagumi seseorang yang berbuat satu kebaikan dan tidak akan mudah kecewa
dengan sosok yang baru terlihat satu kesalahannya.
Satu kali itu aku lupa bahwa temanku yang bukan kurma ini
adalah manusia. Karenanya dia bukan kurma, dia manusia seutuhnya. Dengan segala
kesadaran ego, super ego, dan id. Inilah yang sebenarnya aku ingin sampaikan
disatu waktu, setelah banyak perjalanan panjang itu.
Kepada kurma yang tangguh, saat itu aku kira kaderisasi
adalah segalanya, jauh lupa jika ada sebuah prinsip nilai kompetensi yang perlu
dipertanggungjawabkan atas pilihan, tidak sekedar perspektif. Menggunakan sudut
pandang kader sesama muslim saja, dan melupakan pentingnya kompetensi dan
passion, tentu aku akan melakukan hal yang sama seperti saat itu. Lalu kemudian
aku masih saja terbutakan oleh egoku yang seolah mengatasnamakan agama, namun
tidak membawa pada syariat dan nilai-nilainya. Karenanya aku sedih saat itu.
Bahkan ketika si kurma tangguh bertanya padaku tentang diriku yang sekarang,
aku pun tak bisa bersuara.
Comments
Post a Comment