9 Purnama, Asrama


Mungkin kata orang anak RK itu harus banget selalu ikut lomba. Harus selalu aktif organisasi dan harus berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan apapun, baik akademik ataupun non-akademik. Anak RK sih tidurnya kudu sedikit dan jangan sampe gabut kelamaan.


foto : tugas pertama - foto ber 60

Oke, ini mungkin terlalu berlebihan. Tapi yang terlihat dan dirasakan mungkin seperti itu. Atau mungkin sebagian tidak, entahlah. Jika iya maka kau bisa melanjutkan tulisan ini. Jika tidak maka kau bisa menyisipkan komentar dibawah postingan ini.

Singkatnya bukan RK sih yang meminta itu semua, atau setidaknya beberapa orang sudah menyadari hal itu. Seperti bukan dari asrama yang meminta kita melakukan segala kegilaan itu semua. Bangun di pagi hari, beberapa kali solat malam. Lalu dilanjutkan dengan solat sunnah dua rakaat dan subuh berjamaah. Sekali lagi tak lupa untuk membaca dzikir pagi bersama-sama. Karena terlalu menyentuh hingga beberapa diantara kami pun membacanya dalam hati sembari memajamkan mata.

Tiada yang lebih nikmat daripada tidur setelah subuh sepertinya.


Tidak untuk senin pagi , ada apel yang harus disiapkan. Walaupun begitu tak apalah sekedar bersandar 20 menit menjelang matahari terbit. Drama pencarian kaos kaki dan tertukarnya pantofel sekali lagi terjadi. Sekali lagi apakah karena asrama yang membuat kita melakukan itu semua? Bisa jadi. Tak lupa tahsin rabu dan jumat menyurutkan kesempatan kami untuk mengahbiskan waktu di pagi hari. Setidaknya kita melewatkan waktu bersama-sama dalam lelah ini. Sudah pada ujian tahsin kan ?

Bagaimana dengan akhir bulan yang selalu ditutup dengan perjumpaan literasi dan pengisian form monitoring asrama. Sekali lagi, aku masih merasa aku tidak bisa melakukannya dengan maksimal. Sekali lagi mereka membuatku teringat akan semua kewajiban yang sempat dilupakan. Kali ini memang ada faktor kesengajaan, aku lupa.

Kegilaan lain adalah ketika aku dan teman-teman baru saja melewati beep test sebagai pengganti taekwondo di hari sabtu kemarin. Mual perut dan kaku kaki menerjang seketika. Lain lagi ketika kita melakukan taekwondo di malam hari dan esok paginya ekstrimitas bawah dan atas seolah menolak untuk diajak kerja sama. Tumpukan asam laktat masih saja enggan beranjak dari tubuh ini.

Sesekali ingin ku beralasankan sakit untuk bisa menskip beberapa agenda pagi hari. Yah setidaknya itu bisa ditembus tanpa melalui surat izin. Atau cukup dengan chat dengan SPV, juga bisa dengan mengirimkan sebuah cuitan pelan pada teman sekamar yang akan berangkat agenda. Maka kau bisa mengesave 30 menit hingga satu jam mu untuk memuaskan lelah.

Hanya saja, lelah bukanlah sinonim dari malas. Aku cukup dewasa untuk bisa membedakan kedua hal tersebut.

Sejenak melihat jam – waktu menulisku tingga 9 menit. Semoga ini selesai.

Cukup dewasa untuk tahu tapi bukan cukup bijak untuk paham. Karena knowledge dan hikmah itu berbeda. Hanya beberapa orang yang cukup baik saat itu untuk bisa mendapatkan hikmah. Apakah aku cukup baik kala itu? Cukup baik untuk berjuang? Entahlah.

Kembali ke pertanyaan pertama. Apakah benar-benar karena asrama semua kegilaan ini dilakukan?
Purnama sebagai saksi, bahwa ada satu hal yang menjadi alasan kita tiba dihari ini. Terlalu klise jika berkata ini untuk asrama yang bahkan tak sampai 2 tahun kita di sana. Satu hal yang benar-benar mengikat bahkan dari sebelum kita tiba di dunia, dan insya Allah kita ingin mati dengannya.

ISLAM.

Dengan sadar purnama itu membangunkan setiap insan yang sedang ingin berjuang dijalan Nya. Satu dua mungkin ada yang bangun, lalu mengajak yang lain. Sementara sering aku dan diriku masih terlelap dalam kemalasan yang sudah memagar diri bersama kesadaran lelah tadi malam.

Purnama ini berlanjut …



Comments