Mungkin kata orang anak RK itu harus banget selalu ikut
lomba. Harus selalu aktif organisasi dan harus berpartisipasi aktif dalam
setiap kegiatan apapun, baik akademik ataupun non-akademik. Anak RK sih
tidurnya kudu sedikit dan jangan sampe gabut kelamaan.
foto : tugas pertama - foto ber 60
Oke, ini mungkin terlalu berlebihan. Tapi yang terlihat dan
dirasakan mungkin seperti itu. Atau mungkin sebagian tidak, entahlah. Jika iya
maka kau bisa melanjutkan tulisan ini. Jika tidak maka kau bisa menyisipkan
komentar dibawah postingan ini.
Singkatnya bukan RK sih yang meminta itu semua, atau
setidaknya beberapa orang sudah menyadari hal itu. Seperti bukan dari asrama
yang meminta kita melakukan segala kegilaan itu semua. Bangun di pagi hari,
beberapa kali solat malam. Lalu dilanjutkan dengan solat sunnah dua rakaat dan
subuh berjamaah. Sekali lagi tak lupa untuk membaca dzikir pagi bersama-sama.
Karena terlalu menyentuh hingga beberapa diantara kami pun membacanya dalam
hati sembari memajamkan mata.
Tiada yang lebih nikmat daripada tidur setelah subuh sepertinya.
Tidak untuk senin pagi , ada apel yang harus disiapkan.
Walaupun begitu tak apalah sekedar bersandar 20 menit menjelang matahari
terbit. Drama pencarian kaos kaki dan tertukarnya pantofel sekali lagi terjadi.
Sekali lagi apakah karena asrama yang membuat kita melakukan itu semua? Bisa
jadi. Tak lupa tahsin rabu dan jumat menyurutkan kesempatan kami untuk
mengahbiskan waktu di pagi hari. Setidaknya kita melewatkan waktu bersama-sama
dalam lelah ini. Sudah pada ujian tahsin kan ?
Bagaimana dengan akhir bulan yang selalu ditutup dengan
perjumpaan literasi dan pengisian form monitoring asrama. Sekali lagi, aku
masih merasa aku tidak bisa melakukannya dengan maksimal. Sekali lagi mereka
membuatku teringat akan semua kewajiban yang sempat dilupakan. Kali ini memang
ada faktor kesengajaan, aku lupa.
Kegilaan lain adalah ketika aku dan teman-teman baru saja
melewati beep test sebagai pengganti taekwondo di hari sabtu kemarin. Mual
perut dan kaku kaki menerjang seketika. Lain lagi ketika kita melakukan
taekwondo di malam hari dan esok paginya ekstrimitas bawah dan atas seolah
menolak untuk diajak kerja sama. Tumpukan asam laktat masih saja enggan
beranjak dari tubuh ini.
Sesekali ingin ku beralasankan sakit untuk bisa menskip
beberapa agenda pagi hari. Yah setidaknya itu bisa ditembus tanpa melalui surat
izin. Atau cukup dengan chat dengan SPV, juga bisa dengan mengirimkan sebuah
cuitan pelan pada teman sekamar yang akan berangkat agenda. Maka kau bisa
mengesave 30 menit hingga satu jam mu untuk memuaskan lelah.
Hanya saja, lelah bukanlah sinonim dari malas. Aku cukup dewasa untuk bisa membedakan kedua hal tersebut.
Sejenak melihat jam – waktu menulisku tingga 9 menit. Semoga
ini selesai.
Cukup dewasa untuk tahu tapi bukan cukup bijak untuk paham.
Karena knowledge dan hikmah itu berbeda. Hanya beberapa orang yang cukup baik
saat itu untuk bisa mendapatkan hikmah. Apakah aku cukup baik kala itu? Cukup
baik untuk berjuang? Entahlah.
Kembali ke pertanyaan pertama. Apakah benar-benar karena
asrama semua kegilaan ini dilakukan?
Purnama sebagai saksi, bahwa ada satu hal yang menjadi
alasan kita tiba dihari ini. Terlalu klise jika berkata ini untuk asrama yang
bahkan tak sampai 2 tahun kita di sana. Satu hal yang benar-benar mengikat
bahkan dari sebelum kita tiba di dunia, dan insya Allah kita ingin mati
dengannya.
ISLAM.
Dengan sadar purnama itu membangunkan setiap insan yang
sedang ingin berjuang dijalan Nya. Satu dua mungkin ada yang bangun, lalu
mengajak yang lain. Sementara sering aku dan diriku masih terlelap dalam
kemalasan yang sudah memagar diri bersama kesadaran lelah tadi malam.
Purnama ini berlanjut …
Comments
Post a Comment