Beberapa
kali menyebutkan tentang ROOM9 Project, kali ini gua akan bercerita sedikit
tentang apasih itu ROOM9 Project. Berawal dari lebih dari 6 bulan lalu, pas
supervisor asrama kami merubah susunan kamar asrama. Kebetulan, aku yang baru
hijrah dari kamar terbaik di lantai bawah menuju kamar atas tepatnya kamar
Sembilan. Kamar yang terletak strategis, setidaknya karena kami masih mendapat
akses wifi lancar dari kamar-kamar di lantai atas. HA.
Setelah aku berhijrah meninggalkan
kamar terbaik di lantai bawah, sementara vinana dan Fatimah kedua crime-partner
ku juga sudah tak di kamar 1. Vinana masih berada satu kawasan dengan penduduk
langit (lantai 2) di kamar 10, sementara Fatimah bergeser menuju kamar seberang
(kamar 3).
Mba fia
mempertemukan aku dengan crime-partner baru Namnanya Aeni dan Dhanti.
Aeni itu veteran kamar 2 dulu aku sering silaturahmi ke kamarnya
setidaknya lebih sejuk dari kamarku dulu. Dia sekarang sedang mengkompromikan
dirinya dengan masyarakat lewat Banyunganti Movement. Aeni juga santri krapyak,
dulu aku pernah menginap di krapyak sama atul dan aeni di awal perkenalan
NASRI. Sementara dhanti dia veteran perang di Teknik Industri dan aktivis BEM
FT. Dhanti masih merupakan penduduk langit mantan kamar 8. Dhanti dan dhinta
adalah saudara kembar, aku sering bertemu dhinta karena kami satu fakultas.
Haha, masih ingat bagaimana dulu pertemuan pertama dengan dhanti di Teknik dan
kukira dia itu dhinta. Sampai aku melihat korsa HMTI di lengannya. ‘Ini bkan
dhinta,’ pekikku dalam hati.
#Room9Project
merupakan platform kami bertiga, sebagai bentuk dukungan intelektual kami dalam
asrama dan ranah yang lebih luas khsusnya bidang keilmuan kami masing-masing.
Kebetulan kami bertiga berlatar belakang berbeda. Sehingga kami bisa berbagi
banyak perspektif dari sini. Walau terkadang aku masih sering bertanya mengapa
spv kami menempatkan kami dalam ruang tumbuh yang sama.
DARK AGE OF ROOM 9
Cerita
dimulai dari kebiasaan kami yang suka main hape ketika sebelum tidur, lalu
berlanjut pada pertanyaan-pertanyaan basa-basi seputar rasa dan empati. Tak
dipungkiri kami memiliki kesamaan lain, lebih tenang ketika lampu kamar tidak
dalam keadaan remang-remang, bukannya apa, hanya saja suasana akan terasa lebih
ringan dan damai saat lampu tidak terlalu terang. Aku menyadari ini ketika lampu
kamar 9 mati dan kamar kami jadi menempati gelar “The darkest room’ seasrama.
Tentu saja, kemageran membuat perbaikan tertunda. Hingga akhirnya dhanti manyadari
bahwa dia masih menyimpan lampu tumbler. Iya, yang kelap kelip itu. Setidaknya
bisa menjadi alternatif penerangan hingga rasa mager dan kesempatan tidak lagi
saling menemukan. Aku lupa tepatnya sejak kapan, tapi sesaat setelah memasang
tumblr, kamar kami jadi “Café of the asrama”. Tentu saja, wifi yang kencang dan
lampu tumbler remang-remang ditambah karper halus dari kamar satu membuat
suasana semakin nyaman dan tentu saja ‘enak’ buat goler-goleran.
Café berlangsung
hingga lebih dari 1 semester, bayangkan saja, enam bulan lebih kami bertahan
dengan kemageran untuk mengganti lampu. Setelah dicek mba fia, ternyata yang
mati bukan lampu saja, tapi tempat dudukan lampunya juga rusak. Artinya
membutuhkan tenaga elektro untuk menggantinya. Kemageran menjadi berlipatganda.
Hingga pada suatu hari, aku bergegas mengajak aeni untuk membeli lampu. Tentunya
setelah penarikan kas asrama oleh bendaharan asrama yang dulu menjadi lurah,
Novi. Dhanti juga ikut membantu, setidaknya kasnya lunas. Di toko aku dan aeni memilih
lampu yang kelak akan menemani malam-malam kami setelahnya. Menjadikan kamar kami
menjadi kamar paling terang di asrama, yah, semoga saja. Ukurannya sekitar 24
watt, kata mbak penjualnya ini sudah cukup terang. Bagus buat belajar, jelasnya
lagi. Walau sebenarnya aku gak kepikiran buat belajar di kamar. Setidaknya
teman-teman yang sering ‘numpang’ wifi di kamar akan lebih terbantu.
Setelahnya, aeni juga membeli olor baru untuk kamar asrama.
Selepas
sampai asrama, awalanya satu minggu pertama kami meletakkan lampu kamar tidak
tepat di tengah plafon, karena kami gak bisa memperbaiki dudukan lampu. Sedikit
inovasi membantu kamar kami menjadi kamar paling terang di asrama. Lepas dua
minggu, lampu kami pun akhirnya terpasang di tengah plafon, ia kembali ke
tempat seharusnya. Terima kasih Pak Budi.
ROOM 9 JOGGING
Ini
project lain yang tercetus tanpa kesengajaan. Sore itu setelah kuliah, di
multichat aeni mengajak untuk jogging, sebenernya aku gak dalam pakaian yang pas
buat olahraga. Selepas menjemput dhanti di teknik, aku pun bergeas ke GSP. Hari
selasa sore. Sekitar jam 16.45 kami bertemu aeni di perpustakaan, saat itu kami
sedang puasa kalau tidak salah. Jam 5 rute pertama di mulai. Setidaknya kami mencoba
berlari selam 30 menit tanpa henti. Karena dalam seni berlari, untuk membakar
lemak setidaknya kami butuh waktu 15 menit untuk pemanasan dalam lari yang konstan,
baru setelahnya lemak akan terbakar perlahan. Jadi berlari 30 menit sama saja
membakar lemak selama 15 menit. Padahal satu buah dunkin donat membutuhkan 1
jam lari untuk terbakar habis. Entah berapa gram kecil lemak yang terbakar saat
itu. Padahal setelahnya kami bertiga meluncur ke sop Pak Nanto.
ROOM 9 DO ENGLISH PRACTICE
Percayalah
ini baru berjalan 1 kali, setidaknya kami bertiga telah men-challenge diri sendiri
untuk berani memulai. Diawali dari guyonan gak mutu di kamar, lalu ada pencetus
ide untuk membuat game. Game mengasah kelancaran berbahasa inggris. Ini game
yang dulu sering kugunakan untuk mengawali percakapan sebelum latihan debate di
SMA.
Mudah saja,
seseorang harus membuat kalimat dari dua buah kata yang terdiri dari noun (kata
benda) dan kata kerja (verb). Noun dan verb yang diberikan acak oleh dua orang
teman lainnya. Setelah 10 detik berlalu sejak mengucapkan verb dan noun, maka
orang tersebut harus berbicara dengan Bahasa inggris selama 1 menit tanpa putus
dan jeda. Grammar menjadi persoalan lain disini, yang ingin ditingkatkan hanya
keberanian dan banyaknya kosa kata. Kuy kapan main lagi! Haha. Dari satu menit
akan meningkat ke level-level berikutnya.
ROOM 9 DO COOKING
Ini
project yang paling banyak menghabiskan biaya, tentu saja, di awali dari
keisenganku bareng dhanti pergi ke pasar. Sebenarnya buat mencari keperluan
bahan skripsi, hanya saja kebablasan sampe buat project aneh-aneh. Ini salah
satunya. Pas itu juga kebetulan aeni nitip beberapa bahan belanjaan. Jadi kita
pun memborong beberapa bahan dan bumbu untuk keperluan satu minggu, rencana
kita bakal masak bergantian, sekalian nyiapin buat nanti habis demisioner dari asrama.
Cewe minimal bisa masak lah ya. Haha. Alhamdulillah kita sempat tukaran resep. Aku
masih ingat bagaimana gulai ayam khas dhanti dan cangkuak yang dia buat. Sangat
berkesan benar-benar sangat berkesan, walau dia sering bilang ‘Enakan buatan
mamaku’ atau 'Sepertinya rasanya mirip kok,'.
Setelah
ini aku akan berbagi resep, beberapa resep masakan yang pernah kucoba dengan dhanti.
Tentu saja kata ibu memasak itu gampang hanya perlu sering dan telaten.
ROOM 9 PODCAAST PROJECT
Ini
mungkin project paling realistis dan paling substantive, semoga paling imapactful
juga. Diawalai dari dhani dan aku yang memiliki hobi bernyanyi. Walau dia
mengaku tidak bucin, tapi dari sekian lagu yang dia putra gak ada lagu yang gak
bucin. Dari mulai Hampa Ari Lasso hingga Selamat Tinggal Virgoun. Dan tentu saja,
karena seringnya netijen singgah di kamar kami, sehingga virus musik dhanti
begitu mudah tersebar di antero jagad lantai atas.
Lalu
kita mulai iseng-iseng rekaman. Berbekal clip-on nya mbak fia, kami mulai
nyanyi. Malam itu kami mendapati sebuah fakta menarik bahwa menyanyi itu susah
dan butuh teknik sendiri. Sekalipun dhanti dari teknik, tapi suaranya juga sama
saja denganku. Haha, lalu rekaman kami pun sempatkan kirim ke salah satu
platform podcast. SPOTIFY. Sekarang kami sedang fokus menggarap project kami ini,
beberapa buku sempat kami review, yah walau aku percaya kalian juga sudah pasti
membacanya.
Kedepannya
mungkin bakal banyak lagi project kamar yang semoga berfaedah dan berdampak
bagi sekitar. Satu tujaun kami menjadi muslim yang mampu memenuhi 10
muwashoffat. Insya Allah.
#ROOM9PROJECT
#RumahKepemimpinan
#Nasri9
#SrikandiProgresif
#Aeni Surya Ningsih
#Fitri Ramadhanti
#Adibah Rasikhah Amanto
#RKJogja
link podcast :
https://open.spotify.com/episode/3G3iPQZ0hIOH1Wlplrsziq?si=nArdbpxoRni6WKpoCT10Lw
https://open.spotify.com/episode/3G3iPQZ0hIOH1Wlplrsziq?si=nArdbpxoRni6WKpoCT10Lw
Comments
Post a Comment