HEALTH AND NUTRITION VULNERABILITY MAP FOR DISASTER RISK REDUCTION IN INDONESIA



Indonesia merupakan negara dengan potensi bencana alam yang besar di dunia. Selain memiliki kawasan yang strategis sebagai lalu lintas perdagangan, Indonesia juga berada di jalur strategis kejadian bencana, tepatnya di sebuah kawasan yang disebut Ring Of Fire. BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) mencatat bahwa, kejadian bencana alam Indonesia meningkat dari tahun ke tahun, dan kerugian negara sebesar 22 triliun. Kerugian tak hanya ditanggung dari segi infrastruktur tapi juga dari segi pangan dan kesehatan.


Dari sudut pandang kesehatan terdapat beberapa kelompok berisiko terdampak menderita penyakit menular dan malnutrisi. Hal ini tentunya berdampak pada pembangunan kesejahteraan pasca bencana. Kelompok berisiko, yaitu anak-anak, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui. Sehingga dibutuhkan penanganan dini untuk mengurangi risiko kelompok tersebut.


Pengendalian pengurangan risiko bencana terkait sumber daya manusia penting dilakukan terutama dibidang gizi dan kesehatan. Mengingat kejadian bencana mampu meningkatkan kejadian malnutrisi terutama terhadap sekelompok orang berisiko seperti ibu hamil dan menyusui, balita dan anak-anak, serta lansia.


Risiko malnutrisi dapat dikurangi dengan mengoptimalkan asupan makan kelompok berisiko (anak-anak), dan meningkatkan ketahanan pangan dan menjamin aksestabilitas ke sarana kesehatan. Merencanakan kesiapsiagaan darurat adalah hal vital yang perlu diminimalisir dampaknya dengan meminimalkan kerentanan gizi pada anak-anak dengan meningkatkan asupan dan dengan pelatihan untuk keadaan darurat.


Pada kejadian bencana, asesmen atau penilaian nutrisi harus dilakukan secara spesfik dan cepat, hal ini berkaitan dengan prioritas risiko kesehatan yang sering terjadi pada negara berkembang, yaitu Severe Acute Malnutrition (SAM). Anak-anak dengan SAM dianjurkan mendapat asupan terapeutik untuk menyelamatkannya dari komplikasi malnutrisi dan penyakit lainnya.


Dalam upaya penanganan penurunan risiko bencana di bidang kesehatan dikenal istilah rapid health assessment (RHA). RHA merupakan penanganan pasca bencana yang dilakukan pada 1 minggu pertama untuk memperoleh informasi dan data terkait risiko kesehatan pada korban bencana. Penilaian kerentanan risiko bencana sebagian besar terpusat pada faktor ekonomi dan sosial. Beberapa indikator penting seperti kesehatan, penyakit tidak menular, dana malnutrisi belum menjadi fokus utama dalam penurunan risiko bencana di Indonesia.

Penanganan kebencanaan hanya dikaitkan dengan indeks kerentanan (vulnerability index) secara geografis. Indeks tersebut biasanya disajikan dalam bentuk peta kebencanaan (vulnerability map) yang menyajikan kondisi geografis rawan bencana alam. Pengadaan peta tersebut membantu pemerintah dalam melakukan mitigasi bencana terfokus pada infrastruktur saja. Hal ini tentu menjadi pertanyaan besar ketika faktor kesehatan belum menjadi fokusan pada penanganan kebencanaan.


Health and Nutrion Vulnerability Map For Disaster Risk Reduction memberikan solusi atas hal tersebut. Sebuah Vulnerability Map yang menyajikan data prevalensi kesehatan seperti kerentanan kejadian peningkatan penyakit infeksi dan lainnya yang terintegrasi dengan kondisi geografi serta ekonomi sebagai rujukan utama dalam penanganan baik pra, saat, ataupun pasca bencana. Vulnerability Map ini memungkinkan setiap orang untuk dapat mengakses seluruh infomasi yang disajikan dalam sebuah web/lalala, sehingga setiap orang bisa untuk turut serta dalam mengambil bagian  di setiap kejadian bencana tersebut, bukan hanya pemerintah saja. 


Diperlukannya sebuah vulnerability map Keberadaan health vulnerability ini berfokus pada pendataan kelompok berisiko dan beberapa indicator seperti, jumlah populasi antara 15 hingga 65 tahun, under five mortality ration, maternal mortality ratio, tbc prevalence, age-standardizes raised blood pressure, physician ration, hospital bed ratio, dan coverange of the measles-containing vaccine first dose (MCV-1) dan diphtheria tetanus toxoid and pertussis (DTP3) vaccines. Penambahan indicator kesehatan dalam peta kesehatan dapat menjadi rujukan kebijakan pemerintah baik dalam bidang kesehatan atau kebencanaan.


PETA KERENTANAN KESEHATAN DAN NUTRISI UNTUK PENGURANGAN RISIKO BENCANA DI INDONESIA

Peta kerentanan kebencanaan, sesuai dengan platform regulasi tentang penyelenggaraan bencana nasional, pada dasarnya merupakan komponen yang wajib diadakan, utamanya dalam konteks perencanaan beragam upaya untuk meminimalkan resiko bencana. Ineksistensi peta kebencanaan, terutama dalam level provinsi dan kabupaten / kota merupakan suatu fenomena yang menggemaskan, terutama jika dikaitkan dengan ketersediaan bakuan metodologi, basis data, serta sumberdaya manusia yang cukup bisa diandalkan. 



Comments