You say there's so much you don't know
You need to go and find yourself
You say you'd rather be alone
'Cause you think you won't find
it tied to someone else
Just an hour ago before I fall in love with this beautiful song.
Most lovable lyric when someone say it to you someday. Mungkin bagi yang
penggemar drama musikal nama Ben Platt tak lagi asing. Pemeran utama pria pada
Pitch Perfect ini memang sering kali mendecakkan kagum. Kali ini lagunya yang
berjudul Grow As We Go benar-benar menjadikan malam ini baik untuk merenung.
Sejenak aku ingin flashback, memanggil kembali setiap semangat
dan jiwa yang sempat pudar belakangan ini. Beberapa jam lalu baru saja aku
menyelesaikan pengisian kuisioner output dan outcome dari pembinaan selama dua
tahun ini. Aku beruntung Tuhan tak memikirkan sistem yang sama dengan asrama.
Aku tak membayangkan seberapa lama dan panjang kuisioner yang harus ku isi
selama 22 tahun ini. Ah, tak lagi sedangkal pikiranku.
Terlepas dari masih panasnya dan maraknya COVID19 di bumi
pertiwi, aku menyadari masih ada hal yang lebih utama untuk disembuhkan. Itu
ruh dan jiwa sendiri. Makannya kenapa dulu aku tak membeli buku tarbiyah
dzatiyah dan malah meninggalkannya di asrama. Cukup kecewa.
Sudah tiga hari ini insomnia kembali menyerang. Untungnya aku
tak membiarkan diriku hanyut lagi dalam kolam dopamin atau obat apapun.
Setidaknya itu cukup membantu. Beberapa kali aku menghindari musik korea, jujur
saja, emosiku lebih tertata. Kini masih menjadi PR besarku adalah mengalahkan
rasa malas untuk tidak menunda solat.
Benar saja, semakin rusak dan lemah tubuh, jiwa, ruh ini bila
semakin jauh dari Yang Maha Menciptakannya. Tadi sore aku terbersit untuk
menunda 1 tahun studi dan rencana-rencanaku untuk menghafal Al Qur'an. Entah
itu bisikan setan atau benar-benar dari hatiku terdalam. Aku belum bisa
memastikannya, tapi yang jelas niat dan rasa itu ada.
Sebenarnya musik ini mengingatkanku pada rencana yang kupikir
bisa kujalani sendiri, kuwujudkan sendiri. Sebelum sesuatu benar-benar
memaksaku. Setidaknya kau tak pernah sendirian bukan, bahkan saat kau sendirian
kau tak kan pernah sendirian. Akan ada selalu yang membersamaimu. Tapi tetap
kau yang menentukan untuk memilihnya sebagai penunjuk jalanmu atau tidak.
Ooh, who said it's true
That the growing only happens on your own?
They don't know me and you
Aku pikir lagu ini akan sangat menyentuh saat dinyanyikan di
hari di mana kau benar-benar menemukan orang yang bersedia tumbuh bersamamu.
Namun sebelum itu, kau harus siap untuk tumbuh sendiri dan berjuang.
I don't know who we'll become
I can't promise it's not written in the stars
But I believe that when it's done
We're gonna see that it was better
That we grew up together
Dan lagu ini juga akan semakin pada liriknya. Aku penasaran apa
yang dipikirkan penulis saat menulis lagu ini. Apakah ia akan menulis liriknya
atau nadanya dulu. Kalau kata kebanykan orang sih ya liriknya dulu. Berarti ini
semacam puisi bukan? Aku ingin suatu hari puisiku akan dilagukan.
Aku masih tak menyangka kekuatan kata-kata dapat menuliskan
sesuatu yang tak terlihat. Rasa. Cinta. Marah. Dan banyak emosi lainnya. Bahkan
aku percaya dengan nada dan irama masih banyak hal yang bisa dilakukannya. Aku
mengagumi bagaimana seni itu memang bisa berbicara, bahkan lebih dari manusia.
Bahkan dalam islam ada ilmunya sendiri, Ilmu tafsir. Kau tidak bisa hanya
menghabiskan hidupnya untuk mempelajari bahasa Tuhan, karena itu tak akan
cukup.
You won't be the only one
I am unfinished, I've got so much left to learn
I don't know how this river runs
But I'd like the company through every twist and turn
Baru-baru ini aku menemui banyak hal yang aku suka, tapi tak
akan bisa dilakukan semua. Sampai kau menyelesaikan apa yang benar-benar kau
harus selesaikan bukan?
Tell me you don't wanna leave
'Cause if change is what you need
You can change right next to me
When you're high, I'll take the lows
You can ebb and I can flow
We'll take it slow
And grow as we go
22.06.2020 - HOME
Comments
Post a Comment