bit.ly/GrowAsWeGo


You say there's so much you don't know

You need to go and find yourself
You say you'd rather be alone
'Cause you think you won't find it tied to someone else

Just an hour ago before I fall in love with this beautiful song. Most lovable lyric when someone say it to you someday. Mungkin bagi yang penggemar drama musikal nama Ben Platt tak lagi asing. Pemeran utama pria pada Pitch Perfect ini memang sering kali mendecakkan kagum. Kali ini lagunya yang berjudul Grow As We Go benar-benar menjadikan malam ini baik untuk merenung.

Sejenak aku ingin flashback, memanggil kembali setiap semangat dan jiwa yang sempat pudar belakangan ini. Beberapa jam lalu baru saja aku menyelesaikan pengisian kuisioner output dan outcome dari pembinaan selama dua tahun ini. Aku beruntung Tuhan tak memikirkan sistem yang sama dengan asrama. Aku tak membayangkan seberapa lama dan panjang kuisioner yang harus ku isi selama 22 tahun ini. Ah, tak lagi sedangkal pikiranku.

Terlepas dari masih panasnya dan maraknya COVID19 di bumi pertiwi, aku menyadari masih ada hal yang lebih utama untuk disembuhkan. Itu ruh dan jiwa sendiri. Makannya kenapa dulu aku tak membeli buku tarbiyah dzatiyah dan malah meninggalkannya di asrama. Cukup kecewa.

Sudah tiga hari ini insomnia kembali menyerang. Untungnya aku tak membiarkan diriku hanyut lagi dalam kolam dopamin atau obat apapun. Setidaknya itu cukup membantu. Beberapa kali aku menghindari musik korea, jujur saja, emosiku lebih tertata. Kini masih menjadi PR besarku adalah mengalahkan rasa malas untuk tidak menunda solat.

Benar saja, semakin rusak dan lemah tubuh, jiwa, ruh ini bila semakin jauh dari Yang Maha Menciptakannya. Tadi sore aku terbersit untuk menunda 1 tahun studi dan rencana-rencanaku untuk menghafal Al Qur'an. Entah itu bisikan setan atau benar-benar dari hatiku terdalam. Aku belum bisa memastikannya, tapi yang jelas niat dan rasa itu ada.

Sebenarnya musik ini mengingatkanku pada rencana yang kupikir bisa kujalani sendiri, kuwujudkan sendiri. Sebelum sesuatu benar-benar memaksaku. Setidaknya kau tak pernah sendirian bukan, bahkan saat kau sendirian kau tak kan pernah sendirian. Akan ada selalu yang membersamaimu. Tapi tetap kau yang menentukan untuk memilihnya sebagai penunjuk jalanmu atau tidak.

Ooh, who said it's true

That the growing only happens on your own?
They don't know me and you
Aku pikir lagu ini akan sangat menyentuh saat dinyanyikan di hari di mana kau benar-benar menemukan orang yang bersedia tumbuh bersamamu. Namun sebelum itu, kau harus siap untuk tumbuh sendiri dan berjuang.

I don't know who we'll become

I can't promise it's not written in the stars
But I believe that when it's done
We're gonna see that it was better
That we grew up together
Dan lagu ini juga akan semakin pada liriknya. Aku penasaran apa yang dipikirkan penulis saat menulis lagu ini. Apakah ia akan menulis liriknya atau nadanya dulu. Kalau kata kebanykan orang sih ya liriknya dulu. Berarti ini semacam puisi bukan? Aku ingin suatu hari puisiku akan dilagukan.

Aku masih tak menyangka kekuatan kata-kata dapat menuliskan sesuatu yang tak terlihat. Rasa. Cinta. Marah. Dan banyak emosi lainnya. Bahkan aku percaya dengan nada dan irama masih banyak hal yang bisa dilakukannya. Aku mengagumi bagaimana seni itu memang bisa berbicara, bahkan lebih dari manusia. Bahkan dalam islam ada ilmunya sendiri, Ilmu tafsir. Kau tidak bisa hanya menghabiskan hidupnya untuk mempelajari bahasa Tuhan, karena itu tak akan cukup.

You won't be the only one

I am unfinished, I've got so much left to learn
I don't know how this river runs
But I'd like the company through every twist and turn
Baru-baru ini aku menemui banyak hal yang aku suka, tapi tak akan bisa dilakukan semua. Sampai kau menyelesaikan apa yang benar-benar kau harus selesaikan bukan?

Tell me you don't wanna leave

'Cause if change is what you need
You can change right next to me
When you're high, I'll take the lows
You can ebb and I can flow
We'll take it slow
And grow as we go

22.06.2020 - HOME


Comments