Sebagai mahasiswa yang menempuh kuliah 4 tahun Jogja, nama PREKSU pasti sudah tidak awam lagi.
Restoran yang kini memiliki 5 cabang di Jogja ini dan 1 cabang di Malang memang jarang sepi pembeli. Cabang yang paling saya kunjungi ada di daerah Deresan dekat Masjid Nurul Asri. Tempatnya memang cocok untuk mahasiswa, apalago harganya yang sangat bersahabat.
Preksu merupakan singkatan dari geprek dan susu. Menurut Fery Atmaja, owner Preksu yang juga alumni UIN, menjelaskan bahwa ide menggabungkan ayam geprek dan susu adalah karena susu dapat menetralkan rasa pedas.
Tak hanya ayam, variasi geprek Jogja juga terdiri dari terong, tahu tempe, dan jamur geprek. Beberapa cabang juga menyediakan sayuran seperti tumis kangkung dan sayur asem. Saat di awal masuk restoran, kita akan langsung bisa memilih lauk sayur yang disediakan pada lemari kaca. Setelah itu memberikannya pada pelayan untuk digeprek, kita pun bisa memilih banyaknya cabai. Biasanya sih, untuk pemula sepertiku antara 5–7 cabe.
Nasi dan es teh dapat diambil sepuasnya disini. Istilahnya, refill. Ini juga menjadi alasan mengapa es teh lebih disukai daripada susu. Sebenarnya tidak juga. Tak hanya sukses dalam berwirausaha, Fery juga menjelaskan bahwa usahanya ini diniatkan sepenuhnya untuk ladang ibadah agar bermanfaat untuk umat.
Tentu saja, sejak awal kemari saya sudah menjumpai budaya restoran yang berbeda. Bukan pada sistem prasmanannya atau tersedianya mushola, karena hampir di seluruh cafe dan restoran di Jogja juga memilikinya.
Kultur budaya yang sangat tampak adalah ketika waktu solat dimulai dan adzan berkumandang, maka seluruh pegawai terutama pegawai laki-laki akan menghentikan pekerjaannya untuk kemudia melaksanakan solat di masjid. Beberapa perkerjaan dilanjutkan sementara oleh pegawai wanita yang mungkin hanya tersisa tak lebih dari lima orang. Rupanya mereka juga turut melaksanakan solat tepat waktu.
Selain itu, ada bagian budaya lain yang juga disukai mahasiswa, yaitu adanya kupon makan gratis bagi mereka yang ingin berbuka puas apada hari senin dan kamis di preksu. Tidak hanya 5 atau 10 kupon, beberapa cabang bahkan bisa lebih dari 20 kupon makan gratis.
Ini bukan tentang diskon atau promo ojol biasa, langsung 100% free of fee hanya dengan ibadah puasa. Siapa yang tak tertarik? Strategi marketing ini dilanjutkan dengan makan gratis pula di hari jumat bagi mereka yang membaca Al-Quran Surat Al Kahfi di preksu.
Dalam islam memang tidak diwajibkan untuk membaca surat tersebut, hanya saja merupakan keutamaan membacanya di hari Jumat. Banyak kebaikan yang datang dari membaca surat Al Kahfi di hari jumat. Namun strategi yang satu ini belum sempat aku manfaatkan. Dua kultur restoran preksu tersebut membuat lekat dengan citra religi tertentu, khusunya islam. Hal ini juga yang mempengaruhi kepercayaan konsumen preksu.
Dalam sebuah studi oleh mahasiswa UGM yang membahas analisis pengaruh citra religi dalam membentuk kepercayaan konsumen menyatakan bahwa citra religi yang dibangun preksu lewat budaya-budaya tersebut mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen sebesar 16,5%.
Sempat gagal pada usaha kuliner sebelumnya owner Preksu juga menuturkan pada sebuah kesempatan wawancara di chanel youtube tentang bagaimana belajar adari kegagalan dan menyikapi bahwa ‘Sukses itu juga Ujian’. Menjadi wirausahawan sukses juga berarti bahwa Anda sedang diuji oleh Allah, apabila kesuksesan tersebut malah menjauhkan diri dari ibadah kepada Sang Pencipta.
Bisnis itu menikmati proses yang ada, manusia hanya bisa terus ber-ikhtiar hasil akhir Allah yang tentukan, ungkapnya.
Comments
Post a Comment