Hikmah 01
Alhamdulillah. Konsep kepeimimpinan kita (pendiri RK) adalah K.P. yg digali dari kisah para nabi. Karena kita yakin cerita kepemimpinan dalam Al Quran dan hadist adalah yang paling sesuai untuk kita yang tentunya berbeda dari barat.
Kita tidak akan pernah bias menjadi pemimpin profetik kalau :
1. Setiap kita adalah seorang pemimpin, dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawaban atas orang-orang yang dipimipinnya di Hari Kiamat.
Masa internalisasi tidak akan
dilalui apabila kita tidak sadar bahwa kita juga menerapkan K.P. sehingga
pikiran dan tindakan kita akan berubah untuk menjadi pemimpin profetik.
Tantangan pertama : Sudahkah teman2
berubah menjadi sorang pemimpin, yang pikiran-perkataan-dan tingkah lalu adalah
cerminan seorang pemimpin.
Mari bersama kita ubah pola piker –
dan kita yakini bahwa takdir kita adalah sosok2 pemimpin, sosok2 wakil Allah di
muka bumi, dan memberikan solusi bagi permasalahan bangsa kita. Dan semuanya
dimulai dengan kesadaran dan keberanian untuk menjadi seorang pemimpin.
Ketika kita memilih islam sebagai
values dari jalan KP yang kita pilih, harusnya islam membawa perubahan yg besar
pada diri kita. Seperti sahabat rubaih bin amir pada perang Persia kepada
panglima Persia rustum,
“Allah telah mengirim kami untuk
mengeluarkan siapa yang Dia kehendaki dari penghambaan kepada hamba menjadi
penghambaan kepada Allah, dan dari sempitnya dunia menuju keleluasan dunia
kahirat, dari penyimpangan gama2 yang ada menuju keadilan islam,”
Salah satu yang ditekankan di RK
adalah, kita harus menjadi penerus dari KP. KP itu menerapkan nilai2 islam,
terutama tauhid, sehingga kita (yg berani ttd kontrak) ga boleh menuhankan yang
lain selain Allah.
Nah, dimasa internalisasi ini kalo
kamu masih menuhankan hal lain, missal nafsu, games, dll, maka buanglah. Biar
kita bias lebih dekat sama Allah dan melaksanakan KP.
KP dalam AL Quran mengandung sebuah pola, bagaimana seseorang
bias mengantarkan bangsa yang lemah menjadi bangsa yang jaya, sebagaimana bias
mengubah sikon menjadi lebih baik. Banyak orang besar yang jatuh karena jauh
dari Allah.
Orang2 zaman dahulu itu benar2 menjiwai nilai2 islam, sehingga mereka bisa membangun peradaban. Nah, tugas kita adalah menemukan pola itu, apa yang membuat bangsa itu bisa mengubah peradaban? Seorang KP itu harus membaca Al Quran dan Hadist, sehingga bisa mendapatkan api sejarah itu (belajar dari kemarin dan buat yang banyak sejarah di masa depan)
Alm Prof. Kuntowijoyo, menulis
tentang Ilmu social profetik, QS Ali Imran 110. Humanisasi, liberasi,
transendensi, tiga hal untuk menjadi generasi terbaik.
Memanusiakan manusia – humanisasi.
Mengembalkan mereka ke firtrah nya masing. Misi yang bisa dikerjakan sendirian.
Menjadikan manusia bertanggung jawab atas apa yang telah dikerjakannya. Ketika
kita melakuka misi kebaikan biasanya tidka terjadi penolakan yang nyata.
Memerdekan manusia – liberasi. Kita melawan sekelompok orang yang harus dilawan, jarang bisa dilakukan bersama-sama. Misal narkoba yang marak beredar bersama Bandar dll, nah kita ga bakl bisa membebaskan narkoba kalo kita sendirian. Karena kalo untuk mengaahkan kejahatan yang terorganisir maka harus dilawan dnegan kebaikan yang terorganisir. Kita harus punya kebranian untuk bekonflik dengan orang2 jahat.
Orang baik jangan selalu diam. Nah, di RK itu kita diajarkan untuk menjadi
berani melawan ketidakadilan, kedzoliman. Dia yang ga bisa diam karna hatinya
selalu resah dan gelisah. Jangan kalah dengan geng motor dimalam mereka
berkumpul.
Nah kita kudu terorganisir kek solat, 1 + 1 = 27, 2 orang bisa mengalahkan 27 orang.
Melangitkan manusia – transendensi. Misi2 di atas kaga isa sustain kalo ga ada ini, kita harus ingat asal kita dari surga. Nah kita dibumi ini itu untuk diuji siapa yang paling baik amalnya. Kalo istiqomah itu, ga peduli di mana pun kita berada kita tetap melakukan kebaikan. Kesadaran ilahiyah yang mampu menggerakkan hati dan bersikap ikhlas terhadap segala yang telah dilakukan.
Kalo di RK itu susah bagaimana kita memperbaiki karakter kita, karakter lah yang harus kita ubah. Karakter kita bakal kebentuk kalo kita dekat dengan Allah. Misal kek, WBS subuh. Jangan biarkan kita teman2 kita bangun di injury time. Harus memaksa diri untuk bangun lebih pagi. QS Al mudatsir. Kita ga akan bisa menjadi pemimpin profetik kalo ga bisa menyingkirkan selimut.
Jam 10 – 3 itu hak selimut kita.
Bakar selimut itu! Tapi itu kita aja sih yang ga bisa menyesuaikan dengan jam
biologis kita.
BERULANG-ULANG
Kita tergantung apa yang kita baca.
A leader is a reader. Nah kita kudu membaca apa aja? Misal, membaca Al Quran
pas qiyamullail. Nah, kita ga bisa menyampaikan al quran ke orang lain kalo
kita ga bisa baca al quran. Nah kit abaca ayat qouliyah kemudian ayat kauniyah,
missal kek buku2 tekx book. Misal lagi kek nabi Ibrahim, tafakkur alama dll.
Kita ahli di satu dua bidang tapi cukup tahu semua. Semua yang kita kerjakan
tergantung dari apa yang kit abaca. Usia golden period untuk membaca adalah 30
tahun. Manfaatkan waktu luang untuk membaca.
Kalo jadi pemimpin itu kita ga bisa
ebrgantung pada bawahan, Nah membaca sebagai bekal buat membedakan mana yang
benar dan salah. Biar kita bisa mengabarkan yang benar dan salah pada al quran
dan hadist. Nah ilmu itu kalo kita bagi2 ga bakal pernah habis, justru
bertambah.
Jadilah kamu generasi2 rabbani
dengan jalan membaca dan mendengarkan… Biar kia bisa memberi efek membangun
peradaban yang baru.
Unsur profetik ada 6 :
Visi ilahiyah – kita tu unik. Dan
kita sejak lahir adalah pemimpin dan pemenang. Iptek itu ga cukup kalo tanpa
visi ilahiyah. Misal setan yang gara2 penyakit senioritas trus masuk neraka.
Kita harus menemukan visi ilahiyah pada diri kita masing2. Kita dilahirkan
untuk menjadi problem solver bagi bangsa, dan akhirnya kita menemukan visi
ilahiyah dan menjadi para raksasa. Living with the giants.
22 kali kita menriakkan Allahu
Akbar. Harusnya kita senantiasa menjadi prang yang berpikir-berperilaku besar
karena kita bersama allah yang maha besar. Nah pelajarannya, bersama allah kita
menjadi- paradigm-perkataan-solusi-prestasi-kontribusi besar. Akhirnya kita ga
punya waktu untuk berpikir kecil. Sok cari visi ilahiyah kalian yang membuat
passion kalian.
Itulah manusia kerdil yan tak bisa
terlepas dari rutinitas. 22 kali itu harusnya cukup.
Berilmu-kuat dan amanah. Kombinasi
metode perubahan oleh para nabi. Melakukan cara revolusi untuk melawan para
penjajah, missal ttg talut dan jalut – kekuatan plus ilmu. Reformasi, kekuatan
bersama amanah, missal nabi yusuf. Transformasi oleh nabi musa dan rasulullah,
dibutuhkan ketiga2nya. Kuat – berilmu – dan amanah. Sering yang kuput dari kita
itu kekuatan. Kuat itu bisa fisik, tapi juga bisa hati.
Regenerasi –kaderisasi. Tidak
dikatakan kalo dia tidak mau melakuka kaderisasi. Dan harus dididik by design
oleh kita biar lebih baik dari kita. Misal pas milih calon pasangan yang sama
visi misinya karena mnikah itu menyatukan dua insan yang tidak sempurna.
Rumahku adalah markas pergerakanku.
Pertanyaan
Nakula :
- Faiq : Ditekankan untuk merubah karakter hukum sebab akibat, karakter adalah akibat dari suatu kebiasaan. Bagaimana step by step karakter bang bachtiar yang menjadi sebab dan akhirnya menjadi karakter saat ini ?
- Taufiq : Penyampaiana opini. Terkadang menyampaikan opini tetapi terhalang akibat dari penyampaian opini, ketakutan terjadi bagaimana akibatnya. Bagaimana saran bang bachtiar untuk berani menyampaikan opini sehingga berani
Jawab
1. Berpikir
dari yang akhir, bagaimana membuat rencana hidup yang lebih komplit. Rencanakan
kematian kita. Dari visualisasi buat bagaimana kematian kita. Maka akan timbul
kekuatan untuk mengubah karakter. Sederhananya ketika kita membuat video
visualisasi buat video yang mengakibatkan kita mau berkorban untuk
mewujudkannya. Temukanlah dan gambarkan dalam visualisasi. Lakukan usaha untuk
mencapai mimpi. Temukan mentor, role model. Sesuai bidang. Harus kenal mengenal
dan buat dia sadar bahwa dia mentor kita. Selalu membutuhkan yang namanya
pelatih untuk menemukan sisi jelek dalam diri kita untuk emperbaikinya. kIta
dipaksa untuk menemukan mentor kehidupan, kalau perlu banyak jangan hanya satu.
Harus ada komunikasi dengan mentor buat mentor menganggap kita sebagai anak
ideologisnya. Banyak lihat biografi orang sukses. Supaya kita belajar bagaimana
jatuh bangunnya dan kebangkitan mereka dari kejatuhan.
Karakter
rumah kepemimpinan :
- Menjadi muslim produktif. Kita adalah dai yang merubah diri sendiri lalu perbaiki diri orang lain
- Aktivis oergerakan. Selalu jadi aktivis dan pergerak. Pilih satu atau dua organisasi tapi memiliki peran yang dahsyat
- Mahasiswa yang berprestasi, karya dan kontribusi yang dahsyat. Pemimpin yang memopegaruhi tulisannya menyebar dimanapun. Buat karya menangi lomba
- Menjunjung tinggi kebersamaan dan ukhuwah. Harus sukses barsama
2. Selalu teringat kata kata HOS Cokroaminoto. Kalo ingin menjadi pemimpin besar bicaralah seperti orator dan menulislah seperti wartawan. Karena pemimpin sejatinya bagaimana cara mempengaruhi orang, kalo kata katanya jelas baru bsa mempegaruhi orang. HOS Cokro seorang Raja jawa tanpa mahkota. Ditiru oleh muridnya, Soekarno. Beliau selalu berlatih, bicara didepan orang lain. Menangi lomba debat dan belajarlah berorasi. Cobalah berlatih berorasi dan menulis. Tidak ada shortcut dalam orasi dan menulis. Selalu lakukan simulasi. Masukkan diri dalam perlombaan debat dan orasi. Ketika menyadari diri sebagai pemimpin profetik maka secara tidak langsung merubah diri menjadi percaya diri. Seorang orator berhasil jika pendengarnya tidak mengantuk ketika mendengarkan. Syarat keberhasilan Putra ditambah lulus khutbah jumat. Untuk Putri bisa menjadi berlaku seperti Ustadzah.
Srikandi :
- 1. Elisa : Tipe orang yang suka mengantuk.
Menceritakan pengalaman public speaking
- 2. Vina hasna
: Penasaran Indonesia sebagai mayoritas muslim, namun kalah di Negara minoritas
muslim. Ketika semakin mengenal Islam maka akan semakin menerapkan karakter.
Bagaimana pendapat bang Bach untuk orang yang tidak pernah belajar tentang
islam namunmmenerapkan karakter Islam
Jawab
1. Kalah lomba
debat masuk klub. Untuk menyampaikan gagasan harus sesuai dengan sudiens.
Paling sulit menyampaikan sesuatu kepada anak dibawah usia 6 tahun. Maka kita
belajar dari TPA. Paling susah menyampaikan khutbah di pernikahan. Orasi kebangsaan
sudah menjadi karakter. Paling parah mau dipenjara ketika orasi didepan MK
karen menyebut Setnov guru koruptor Indonesia. Jangan takut dikasih skorsing
karena kebenaran karena itu saran naik tingkat. Masih banyak beasiswa diluar
negeri. Habiskan jatah kegagalan dalam berorasi. Ikut musyawarah FT UI,
meletakkan posisi Sekjend. Orang akan saling membahas masalah per pasal. Selalu
latihan. Harus sesuai apa yang kita ucap dengan yang kita perbuat. Marah karena
ada sesuatu yang salah. Harus melatih orasi setiap pagi sebelum berangkat.
Kalau kita dekat dengan Allah aka akan Allah kasih jalan dari yang tidak
disangka sangka
2. Kita harus
menjadi problem solver. Islam Mengalami kemunduran karen kelmahan umat islam
sendiri, dengan metode kerajaan bukan khilafah. Kelemahan kerajaan adalah
setiap ada raja yang meninggal maka akan terjadi perebutan kekuasaan itu yang
melemahkan kita semua. Di barat, orang terbaik yang akan jadi pemimpin, kalo di
timur berdasarkan keturunan. Yang kedua cinta dunia, menghidupkan hidup tanpa
lupa hari akhir. Yang ketiga adalah karena penjajahan. Mereka tidak islami
karena mereka menjajah orang lain. Ada banyak hipokrit di dunia ini. Indonesia
memiliki kelemahan karena kolonialisme dan kesalahan kita sendiri. Jadilah
Global Traveler. Indonesia sebagai Negara terbesar tahun 2040an. Tahun itu anda
adalah pemimpin. Jadilah Global leader, hal yang membuat bangsa besar adalah
mampu membangun konstitusi Internasional negaranya. Setiap Negara memiliki
national interest masing-masing Negara, Kita harus memiliki inveriority
complex. Jangan mudah dibodohi. Kita juga harus turun dengan solusinya. Ubah
bangsa ini bersama.
Btw ini hasil dari notulensi oleh Bang Bachtiar Firdaus pas ngisi di salah satu agenda asrama Rumah Kepemimpinan. Dari pada tidak diapa-apakan di gdrive, mending saya publikasikan saja. Semoga bisa bermanfaat. Kali aja peserta RK ada yang daftar.
Comments
Post a Comment