Langkah berikutnya adalah mencari dana. Percuma jika skripsi yang baik tapi masih bayar sendiri alias tidak di danai. Sebuah gengsi tersendiri jika bisa masuk hibah dosen atau fakultas. Tapi bagi mahasiswa yang memiliki riwayat buruk tentang sikap di jurusan, mungkin akan jadi cerita lain.
Selanjutnya aku menelpon teman dekatku di organisasi, sekaligus dia yang mungkin saat ini masih menomorduakan akademik. Sama sepertiku.
Setelah mengobrol panjang lebar selama
sepuluh menit di telepon dan kukirim abstrakku dia pun setuju. Bagus,
selanjutnya mencari mangsa lain, semoga bisa terkumpul sebanyak mungkin. Tak butuh
waktu lama, ternyata ada dua orang yang sevisi dengan kami, berusaha mencari
hibah dan tim penelitian.
Sebenarnya dari hasi diskusi dengan kating kemarin, bisa saja aku mencari hibah dan proyek sendiri. Apa sulitnya bertanya ke satu atau dua dosen terkait penelitian mereka yang mungkin membutuhkan asisten atau enumerator khusus.
Barangkali satu di antara keduanya ada yang
jodoh dengan fokus tema penelitianku.
Tapi entahlah, aku tidak memilih jalan yang kurasa sedikit invidualis atau idealis dengan memaksakan penelitian yang ideal. Harus keren dan sebagainya.
Walau tiga tahun bergelut di UKM penelitian dan
penalaran, ilmu yang kudapatkan adalah bukan dengan menjadi idealis untuk bisa
menghasilkan penelitian yang bagus dan spektakuler, kalau bisa setingkat tesis.
Bukan, sungguh bukan seperti itu.
Melihat kondisi keuangan dan waktu yang
sempit, sangat sulit kita memaksakan idealism. Yang kubutuhkan saat ini adalah alternative
penelitian. Aku memilih tim karena akan lebih mudah dan ringan dalam menyusun
proposal penelitian untuk pengajuan ke dosen pembimbing, dibandingkan saat
sendiri.
Ada pepatah mengatakan, “Jangan hanya gunakan
otak yang kau miliki, tapi gunakan seluruh otak yang bisa kau pinjam,”
Keesokan harinya kami, Aku, Azmi, Yusi, dan
Ninda. Bersepakat untuk brainstorming di perpusat. Tepatnya di ruang
tesis-desertasi. Sembari membawa laptop masing-masing.
Selanjutnya adalah, memikirkan bagaimana
menyelesaikan proposal dalam waktu tiga hari. Benar, proposal pengajuan hibah
penelitian kepada dosen. Hari lalu, Azmi sudah menghubungi salah satu calon
dosen pembimbing kami, Bu F. Alhamdulillah nya mendapat respon positif, dan
kami harus menyerahkan segera proposal penelitian ke Bu F lusa. Itu berarti dua
hari lagi. Sedikit kobam karena kebetulan semester ini jadwal kelas dan
praktikum lapangan cukup padat.
Aku bahkan sampai menyempatkan membolos
beberapa kali mata kuliah pilihan karena harus melanjutkan menulis di perpusat.
Kami pilih ruangan itu sekaligus untuk diskusi hingga proposal kami bisa
selesai dua hari kemudian. Benar-benar hebat.
Ini sebuah pencapaian, lihat saja apa yang
bisa dilakukan dengan empat otak yang bekerja sekaligus. Tentu saja kami
menggunakan literasi master dari penelitian sebelumnya. Metode tak jauh beda,
hanya obyek dan komposisi dirubah. Bukannya menyontek, kami lebih sering
menyebutnya modifikasi penelitian.
Terlalu idealis pikirku untuk mencari
literasi metode terbaru untuk obyek yang masih sama, biskuit. Sore hari itu
kami sangat berterima kasih pada layanan tesis-desertasi.
Selanjutnya adalah pertemuan dengan bu dosen
esok harinya.
Semoga berjalan lancar. Kurasa tim ini memang
pekerja cepat dan handal. Semoga saja kita bisa bersama sampai akhir.
Sebenarnya kami sama-sama taka da yang
menargetkan harus lulus kapan, hanya saja dari empat karakter kurasa akulah
yang paling ingin cepat lulus. Tapi entah apa yang akan terjadi di depan. Kita
lihat saja.
To be continued...
Script Sweat : Cerita Skripsweat Jaman Covid (sinothouz.blogspot.com)
Part 2 SCRIPT SWEAT : FINDING TEAM (sinothouz.blogspot.com)
Part 3 Script Sweat : SEMINAR PROPOSAL (sinothouz.blogspot.com)
Part 4 Sript Sweat : Lotre Keberuntungan (sinothouz.blogspot.com)
Part 5 Sript Sweat : Broken Data dan Drama Simaster (sinothouz.blogspot.com)
Part 6 Sript Sweat : Sidang Day (sinothouz.blogspot.com)
Comments
Post a Comment