Part 5 Sript Sweat : Broken Data dan Drama Simaster

 



Setibanya aku di Jogja. Gak langsung skripsian lah, tapi tentu ada targetan lulus. Percayalah gua tipe orang yang bakal nge set target dan bakal dengan mudah memundurkan target kalau emang harus mundur. Yah, tepatnya gua pernah nge set target agustus lagi tapi kayaknya yaudah November aja. Toh sama aja siding agustus atau September jatohnya tetap wisuda November. Yang penting gak nambah semester depan, gua sadar UKT gua menjijikkan.

Saat itu gua merasa lebih fokus di Jogja, berhubung sekontrakan juga sebagaian besar pada skripsian semua. Ada yang baru ambil data, ada yang baru mau nulis pembahasan. Tapi asem mereka bisa wisuda barengan gua. Kampret emang soshum. Kek gak berasa gitu skripsiannya. Engga, ini yang gua lihat di keseharian. Tentu setiap hal punya ceritanya masing-masing. Tapi asem mereka lebih banyak waktu rebahan dari gua. Bukan itu juga masalahnya.

Setidaknya di kontrakan gua bisa siding duluan diantara 4 orang yang lagi struggle buat skripsi. Dan Alhamdulillah dengan drama-drama mengerikan sebelumnya.

Drama pertama adalah tentang data gua yang sebagian besar rusak. Bukan lagi tidak signifikan tapi ada eror di sana. Gua ingat di salah satu waktu, minggu ke dua ambil data karena gua masih magang, makannya data gua diambilin sama petugas lab. Dan kacaunya gua ga ngecekin sama data sebelumnya linear atau engga. Pengulangan cuma dua kali lagi, mana biasanya gua kan buat pengulangan samapai 4 kali. Kali aja bisa nyomot 1 data terbaik.

Pure ini kecolongan banget sih, karena grafiknya langsung jadi kek gunung merapi sebelum meletus. Nah setelah itu sebagai mahasiswa yang cerdas, gua carilah pembenaran. Teori yang bisa dipakai untuk membenarkan galat (ketidaknormalan) dalam data gua. Kan gak mungkin gua bilang, pas titik ini bukan saya yang ngambil datanya Bu, bisa digaplok aing ntar.

Setelah konsultasi akhir sebenarnya 2 dosbing gua gak pernah nanyain substansi data, paling juga cuma masalah format yang perlu dibenerin. Entah kenapa dua dosen punya masing-masing standard format skripsi tentang tabel dan diagram. Kan saya agak emosi, eh engga  juga, harus sabar, untuk tetap mendengarkan. Kuncinya iya in aja, beneran dah, ini berhasil.

Drama kedua muncul saat akan daftar sidang. Berhubung setelah wisuda agustus, gua menjadi mahasiswa pertama yang daftar sidang untuk bulan November makannya hal ini terjadi. Kampret emang simaster. Astaga bikin emosi aja.

Jadi ceritanya, simaster gua eror, karena  ada entah pokoknya dosen gua ga bisa klik setuju untuk sidang sehingga jadwal gua ga bisa keluar. Walau sebenarnya ini bisa diakalin seperti sebelumnya dengan cara akademik yang langsung mengklik setuju. Tapi sayangnya bakal ketahuan, karena di catatan dosen bakal gak muncul riwayat sidang skripsi anak bimbingan. Kan mampus gua. Masak gara-gara simaster gak bisa ke-klik njuk sidang ku mundur. Itulah yang terjadi.

Awalnya sidang dijadwalkan tanggal 7 September 2020 jam 10.00, online. Kondisi gua dah kirim draft dan memenuhi semua surat dan persyaratan sidang kecuali kemeja putih yang gua pakai kekecilan dan jadwal sidang yang sampai pagi hari sidang belom keluar.

Setelah mewawancarai beberapa teman gua yang senasib dan mereka bisa sidang karena pake cara alternative akademik tadi, walau akhirnya dosen mereka marah ke akademik tapi tetaplah mereka bisa sidang. Haha, kampret emang. Kenapa gua gak lewat cara alternative aja.

Jadi sebelum peristiwa mengenaskan pengunduran jadwal sidang gua jam 9.30, yak 30 menit sebelum sidang karena simaster eror dan dosen gua gak mau ambil risiko buat eror simaster, jadi lebih baik sidang diundur saja. Yah, gua yang udah latihan semalem, udah ngelembur, pinjem kemeja kekecilan, dan siap depan laptop, langsung tiduran. Gua ga jadi sidang pagi itu, dimundurin entah kapan. Entah kapan simaster gua bisa di klik.

Gua sebagai mahasiswa yang cukup keras kepala lalu berdiskusi dengan admin simaster di DPP, setelah diusir dr DSSDI, karena bukan tempatnya, hehe. Di DPP gua membuat surat permohonan perbaikan simaster dan diterima secara birokratis oleh petugas. Entah gua percaya cuma bakal sampai gitu aja, setidkanya gua dah melaporkan kelemotan simaster yang membuat waktu sidang gua mundur.

Disitu gua juga diminta untuk maklum karena masih minggu-minggu PPSMB dan tentunya traffic internetnya sangat ramai. Oke wajar, gua ngalah, dengan tetap bertanya-tanya. Ini gimana caranya biar gak eror. Perl ulu ingat disini adalah petugasadministrasi, birokrasi, dan praktisi tu beda.

Setelah sempat bolak balik di DPP gua kembali ke akademik gua deh. Di sana gua baru menemukan kenyataan yang sangat pahit. Alasan kenapa akademik, lebih tepatnya admin prodi gua, gak mau membobolkan simaster gua, dengan risiko dosen kagak dapet konfirmasi sidang adalah karena waktu yudisium batasnya masih lama. Ahh, kampret, wkwk. Gua sempet emosi, tapi gua pendem dong.

Disini hati nurani gua mulai tersentuh tentang bagaimana perjuangan seorang admin prodi dan banyak petugas administrasi akademik yang sering kita lupakan. Padahal jasa mereka sangatlah besar bagi kelulusan kami. Admin prodi malah curhat ke gua panjang lebar tentang bagaimana proses pembobolan yang akhirnya mereka lah yang dimarahin oleh para dosen karena tak muncul riwayat bimbingan sidang di simaster mereka. Yah, apa boleh buat kalau nggak gitu mahasiswa bakal terhambat sidangnya. Dan ini yang sering gak dinotice oleh mahasiswa.

Setelah mereka lulus ya seperti udahlah, gua dah selesai sama elu.  Good bye.

Nah, disini empati gua sebagai mahasiswa yang jarang masuk kelas muncul. Kenapa sih para dosen sering menyalahkan pihak administrasi tanpa melihat kekurangan sistem dan mesin itu sendiri. Kan dah gua bilang di awal, administrasi-birokrasi tu beda sama praktisi. Kebutuhan sumber daya praktisi di FKKMKWKWK harus di kasih perhatian lebih. Apalagi sekarang sudah full online, kalau praktisi cuma 1 ya udah, tinggal nunggu bandwitch nya kebek aja. (Sorry sok2 an ngerti IT saye).

Setelah berkali-kali dicurhatin ama petugas akademik, jiwa advokasi gua jadi terpanggil. Ingin gua sampaikan keluhan ini ke DPP, dan setelah gua sampaikan tanggapan diplomatis mereka jadi jawaban. Ah, tak ada bedanya, tak ada yang berbeda.

Sembari masih menunggu kepastian simaster, gua memperbaiki presentasi gua, dan ngebut mencari teori pembenaran untuk data gua yang broken kayak habis ditinggal doi. Duh sape lagi, haha.

Tibalah malam di mana admin prodi nge DM gua minta dosen ke dua gua buat acc jadwal. Dan Alhamdulillah nya bisa woi. Duh kalo kaya gini kenapa gak dari zaman mesolithikum gua lakuin coba. Gua lupa kalo cukup salah satu aja yang acc dan bisa sidang hehe.

Oke, tibalah saat di mana gua sidang skripsi, tanggal 18 September pagi. OFFLINE, mampus lah. Harus beli roti dong ama snack, untung yang offline cuma 1 dosen hehe. JKJK.

Script Sweat : Cerita Skripsweat Jaman Covid (sinothouz.blogspot.com)

Part 2 SCRIPT SWEAT : FINDING TEAM (sinothouz.blogspot.com)

Part 3 Script Sweat : SEMINAR PROPOSAL (sinothouz.blogspot.com)

Part 4 Sript Sweat : Lotre Keberuntungan (sinothouz.blogspot.com)

Part 5 Sript Sweat : Broken Data dan Drama Simaster (sinothouz.blogspot.com)

Part 6 Sript Sweat : Sidang Day (sinothouz.blogspot.com)


Comments